GIZ ISASP BNPB Dorong Pendekatan Terpadu untuk Pengelolaan Risiko Bencana dan Perlindungan Sosial



Program Integrated Solutions for Disaster Risk Management and Social Protection (ISASP) yang diinisiasi oleh GIZ Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya sinergi dalam pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan perlindungan sosial. Hal ini disampaikan oleh Data and Management Information Specialist GIZ ISASP, Muh. Hijaz Jalil, saat memberikan sambutan pada Focus Group Discussion (FGD) Data dan Informasi ISASP di salah satu hotel di Kota Banjarbaru, Selasa (30/9/2025).
Hijaz mengungkapkan, pengalaman bencana di berbagai wilayah, termasuk banjir besar Kalimantan Selatan tahun 2021 serta karhutla 2023, menunjukkan bahwa dampak bencana kerap menimbulkan kerugian besar, memperpanjang masa pemulihan, serta meningkatkan kerentanan sosial-ekonomi masyarakat.
“Yang paling terdampak tentu kelompok rentan, seperti masyarakat miskin. Bahkan masyarakat yang sebelumnya sejahtera pun bisa terdorong menjadi miskin baru, bahkan miskin ekstrem, akibat bencana,” jelasnya.
Menurut Hijaz, perubahan iklim memperburuk kondisi ini karena meningkatkan frekuensi serta intensitas bencana. Ia menekankan pentingnya pembelajaran dari pengalaman sebelumnya untuk memperkuat kapasitas masyarakat.
“Pemulihan dari bencana membutuhkan waktu lama, sementara kerusakan bisa terjadi dalam waktu singkat. Karena itu, kita harus memperkuat ketahanan masyarakat agar mampu menjaga kualitas hidup baik dalam kondisi normal maupun saat bencana,” tambahnya.
Lebih jauh, Hijaz menekankan tiga pendekatan kunci dalam program ISASP, yaitu pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan perlindungan sosial adaptif. Pendekatan terpadu ini diharapkan mampu membangun sustainable livelihood atau mata pencaharian berkelanjutan, sehingga masyarakat tetap dapat mempertahankan kualitas hidup meski menghadapi bencana.
“Dengan perlindungan sosial adaptif, masyarakat tidak hanya menerima bantuan ketika bencana terjadi, tetapi juga dipersiapkan agar lebih tangguh menghadapi risiko ke depan. Tujuannya agar solusi yang dihasilkan benar-benar relevan dengan tantangan saat ini dan bukan hanya mengulang pola lama,” pungkas Hijaz.
Melalui FGD ini, GIZ ISASP bersama pemerintah daerah, BPBD, dan OPD terkait berupaya memperkuat integrasi data, koordinasi, serta inovasi program agar Kalimantan Selatan semakin siap dalam menghadapi ancaman bencana dan dampak perubahan iklim.
Sementara itu, Principal Advisor/Commission Manager GIZ ISASP, Cut Sri Rozanna, dalam sambutannya menekankan bahwa bencana merupakan tantangan global yang dampaknya semakin berat akibat perubahan iklim. Ia mencontohkan hasil Global Assessment Report (GAR) 2025 dari UNDRR yang menunjukkan bahwa frekuensi dan volume bencana terus meningkat, dengan kerugian global mencapai lebih dari USD 3 triliun, meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
“Temuan menariknya, kemampuan kita untuk membangun kembali jauh lebih lambat dan mahal dibandingkan kecepatan bencana menghancurkan. Ini menunjukkan keterbatasan kapasitas, baik masyarakat maupun pemerintah, dalam menghadapi bencana. Karena itu, solusi yang kita rancang lima tahun lalu tidak bisa lagi menjawab tantangan hari ini,” jelasnya.
Rozanna juga menyinggung bahwa perubahan iklim kini terasa nyata, termasuk di Kalimantan Selatan yang rentan banjir dan menghadapi suhu panas ekstrem. Menurutnya, hal ini menuntut masyarakat untuk beradaptasi, termasuk dalam gaya hidup sehari-hari.
“Solusi inovatif sangat dibutuhkan. Yang terpenting adalah menjadikan masyarakat sebagai pusat pengelolaan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan program perlindungan sosial. Karena pada akhirnya, merekalah yang paling terdampak,” tegasnya.
Melalui program ISASP, GIZ bersama BNPB dan pemerintah daerah, termasuk BPBD Kalimantan Selatan, berkomitmen membangun pendekatan terpadu yang adaptif, inovatif, serta berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
“Dengan demikian, Kalimantan Selatan diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi bencana sekaligus menjaga keberlanjutan pembangunan,” tutupnya. MC Kalsel/Fuz
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id