KALSEL

Kunker KLH ke Kalsel, Perkuat Komitmen Penanggulangan Polusi Plastik dan Pelestarian Ekosistem Mangrove

Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Rasio Ridho Sani melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam rangka memperkuat komitmen bersama untuk penanggulangan polusi plastik dan pelestarian ekosistem mangrove.

Kunjungan ini dirangkaikan dengan Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup yang digelar di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kota Banjarbaru dan penanaman mangrove di Desa Sabuhur Kabupaten Tanah Laut.

Rasio Ridho Sani mengapresiasi pelaksanaan seminar yang dinilainya sebagai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi ilmu pengetahuan dan aksi nyata untuk mengatasi pencemaran plastik yang kian mengkhawatirkan.

“Kita tahu Indonesia memiliki ekosistem mangrove yang sangat luas, dan mangrove punya peranan besar dalam mitigasi perubahan iklim, menjaga garis pantai, mendukung sektor perikanan, hingga ekowisata dan keanekaragaman hayati. Maka menjaga mangrove sekaligus menghentikan polusi plastik adalah langkah strategis yang memberi double gain,” kata Rasio, Banjarbaru, Senin (2/6/2025).

Ia menegaskan bahwa sampah plastik merupakan ancaman serius karena sulit terurai secara alami, berpotensi masuk ke rantai makanan melalui mikro dan nano plastik, hingga membahayakan kesehatan dan ekosistem, termasuk mangrove.

Dijelaskan Rasio, KLH telah mengambil sejumlah langkah kebijakan, antara lain mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mewajibkan produsen menerapkan tanggung jawab produksi yang diperluas (Extended Producer Responsibility), meningkatkan upaya daur ulang di tingkat masyarakat, penataan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan pengurangan praktik open dumping, dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi alternatif seperti RDF dan pembangkit listrik.

Dirinya juga menekankan pentingnya kerja sama nasional dan internasional dalam menangani sampah plastik yang bersifat lintas batas atau transboundary.

“Sampah plastik bisa melanglang buana, dari Indonesia ke luar negeri atau sebaliknya. Jadi, kolaborasi global sangat diperlukan,” tegasnya.

Gubernur Kalsel yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Muhammad Farhanie, mengapresiasi kegiatan seminar tersebut. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menjaga keberlangsungan kelestarian lingkungan.

Mari kita bersatu untuk bumi yang telah memberikan kehidupan bagi kita semua, karena kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab generasi hari ini, tetapi amanah yang harus kita wariskan kepada anak cucu kita,” kata Farhanie.

Rektor ULM, Prof. Dr. Ahmad, turut menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan KLH dan PT Freeport Indonesia dalam mendorong pengelolaan lingkungan berkelanjutan. ULM sendiri, kata Rektor, memiliki lahan mangrove seluas 611 hektare yang dikelola sebagai bagian dari komitmen kampus terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kami juga tengah mengembangkan proyek-proyek penelitian pengelolaan sampah plastik yang diharapkan bisa memberikan solusi jangka panjang bagi Kalimantan Selatan,” ujar Rektor Ahmad.

Sementara itu, perwakilan dari PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan komitmennya untuk menanam mangrove seluas 10.000 hektare hingga 2041, di mana 8.000 hektare di antaranya berada di Kabupaten Mimika.

“Kami percaya tidak ada perusahaan yang bisa berhasil di tengah lingkungan yang gagal. Oleh karena itu, komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan menjadi prioritas utama,” ucapnya.

Kunjungan kerja ini diharapkan menjadi momentum penguatan kolaborasi lintas sektor dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi polusi plastik dan melestarikan ekosistem penting seperti mangrove. MC Kalsel/Rns

sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button